Langsung ke konten utama

menurut Syaikh Mazin Abdul Karim Al-Farih ...

dari kitab Usroh Bila Masyakil (Rumah Tangga Tanpa Problema) Al-Haura, hal 19-39,77-79..

KESALAHAN YANG SERING MENIMPA SEBAGIAN SUAMI

1. Tidak memberikan Ta'lim (pengajaran) agama dan hukum-hukum syrai'at kepada istri.
- maka dijumpai adanya istri yang tidak tahu bagaimana cara shalat yang benar.
- diantara mereka ada yang tidak tahu hukum-hukum haid dan nifas !!
- diantara mereka ada yang tidak tahu bagaimana bergaul yang sesuai syari'at dengan suaminya.
- atau bagaimana cara mendidik anak-anaknya dengan pendidikan yang islami.
2. Mencari-cari kesalahan dan menyelidiki aib istrinya.
3. Berbuat dhalim terhadap istri dengan menjatuhkan hukuman-hukuman yang tidak sesuai dengan kesalahan yang diperbuatnya.
4. Termasuk kesalahan suami dalam hak istrinya adalah mengurangi nafkah.
5. Bersikap keras, kaku dan tidak lembut terhadap istri.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik di antara mereka akhlaknya dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya" [ Diriwayatkan Tirmidzi dalam kirab "An-Nikah". Ia berkata hadits hasan shahih. lihat 'Silsilah Al-hadits Shahihah' oleh Al-Bany no 284]

6. Suami menganggap rendah dan enggan membantu istrinya dalam pekerjaan rumah. Bahkan sebagian orang-orang bodoh menganggap hal itu termasuk menghilangkan sikap kejantanan.

7. Menyebarkan rahasia istri dan keaibannya.

Padahal Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Sejelek-jelek kedudukan manusia di sisi Allah pada hari kiamat adalah suami yang bergaul (bercampur) dengan istrinya dan istri yang bercampur dengannya, kemudian ia menyebarkan rahasia istri" [Diriwayatkan Muslim dalam 'An-Nikah' (bab Tahrim Ifsya'i sirril Mar'ah]

8. dst

Wahai suami yang penyayang..
Ketahuilah, tinggalnya seorang istri di rumah tidak memberikan kesempatan untuk beristirahat dan menikmati ketenangan, karena di sisinya ada anak-anak yang harus diasuhnya dan dididiknya agar mereka tumbuh dengan baik. Semua itu membutuhkan kesungguhan diri, hati dan jasmani darinya yang lebih besar dari kesungguhan yang harus engkau curahkan di kantormu atau di pabrikmu. Andai engkau bergantian tugas dengannya, engkau tidak akan mampu mengembannya walau hanya sesaat di siang hari.

Bacalah kisah berikut ini sampai selesai agar jelas maksudnya bagimu.

Diriwayatkan bahwa seorang pria datang ke rumah Umar Ibnul Khaththab Radhiallahu 'anhu hendak mengadukan keburukan akhlak istrinya. Maka ia berdiri di depan pintu menunggu Umar keluar. Lalu ia mendengar istri Umar bersuara keras pada suaminya dan membantahnya sedangkan Umar diam tidak membalas ucapan istrinya. Pria itu lalu berbalik hendak pergi, sambil berkata : "Jika begini keadaan Umar dengan sifat keras dan tegasnya dan ia seorang amirul mukminin, maka bagaimana dengan keadaanku ?".

Umar keluar dan ia melihat orang itu berbalik (pergi) dari pintu rumahnya, maka Umar memanggilnya dan berkata : "Apa keperluanmu wahai pria ?" Ia menjawab : "Wahai Amirul Mukminin, semula aku datang hendak mengadukan kejelekan akhlak istriku dan sikapnya yang membantahku. Lalu aku mendengar istrimu berbuat demikian, maka aku pun kembali sambil berkata :"Jika demikian keadaan amirul mukminin bersama istrinya, maka bagaimana dengan
keadaanku ?"

Umar berkata : "Wahai saudaraku. Sesungguhnya aku bersabar atas sikapnya itu karena hak-haknya padaku. Dia yang memasakkan makananku, yang membuatkan rotiku, yang mencucikan pakaianku, yang menyusui anak-anaku dan hatiku tenang dengannya dari perkara yang haram. Karena itu aku bersabar atas sikapnya".

Pria itu berkata : "Wahai Amirul Mukminin, demikian pula istriku". Berkata Umar : "Bersabarlah atas sikapnya wahai saudaraku ..."
[Kitab Al-Kaba'ir oleh Dzahabi hal. 179 cetakan Darun Nadwah Al-Jadidah]

Oleh karena itu lihatlah kebaikan/kelebihan istrimu setiap engkau melihat kekurangan darinya.

------------------------
Wahai suami yung mulia...
Salinan diatas merupakan ringkasan karena panjangnya pembasahan, dan alangkah baiknya seorang suami memiliki dan membaca buku tersebut, sehingga engkau menjadi seorang suami yang penyayang, suami yang penyabar dan suami yang tidak kikir dan suka mengurangi nafkah ..!!


"Sepuluh Wasiat Untuk Istri Yang Mendambakan Keluarga Bahagia Tanpa
Problema"


dari kitab Usroh Bila Masyakil (Rumah Tangga Tanpa Problema) Al-Haura, hal 46-82.

Wahai wanita Mukminah.!
Sepuluh wasiat ini aku persembahkan untukmu, yang dengannnya engkau membuat ridla Tuhanmu, engkau dapat membahagiakan suamimu dan engkau dapat menjaga tahtamu.

1. Takwa Kepada Allah dan Menjauhi Maksiat
Bila engkau ingin kesengsaraan bersarang di rumahmu dan bertunas, maka bermaksiatlah kepada Allah !!

Sesungguhnya kemaksiatan menghancurkan negeri dan mennggoncangkan kerajaan. Maka janganlah engkau goncangkan rumahmu dengan berbuat maksiat kepada Allah dan jangan engkau seperti Fulanah yang telah bermaksiat kepada Allah. Maka ia berkata dengan menyesal penuh tangis setelah dicerai oleh sang suami : "Ketaatan menyatukan kami dan maksiat menceraikan kami.."

Karena itulah, salah seorang wanita shalihah jika mendapatkan sikap keras dan berpaling dari suaminya, ia berkata : "Aku mohon ampun kepada Allah ... itu terjadi karena perbuatan tanganku (kesalahanku) ..".

2. Berupaya Mengenal Dan Memahami Suami
Hendaknya seorang istri berupaya memahami suaminya. Ia tahu apa yang disukai suami maka ia berusaha memenuhinya. Dan ia tahu apa yang dibenci suami maka ia berupaya untuk menjauhinya, dengan catatan selama tidak dalam perkara maksiat kepada Allah, karena tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Al-Khaliq (Allah Ta'ala).

3.Ketaatan Yang Nyata Kepada Suami dan Bergaul Dengan Baik. Sesungguhnya Hak Suami Atas Istrinya Itu Besar.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain niscaya aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya" [Riwayat Ahmad dan Tirmidzi, dishahihkan Al-Albany, lihat "Shahihul Jami'us Shagir' No. 2594]

Hak suami yang pertama adalah ditaati dalam perkara yang bukan maksiat kepada Allah dan baik dalam bergaul dengannya serta tidak mendurhakainya.

4. Bersikap Qanaah (merasa cukup). Kami menginginkan wanita muslimah ridla dengan apa yang diberikan untuknya baik itu sedikit ataupun banyak.

5. Baik dalam mengatur urusan rumah, seperti mendidik anak-anak dan tidak menyerahkannya pada pembantu, menjaga kebersihan rumah dan menatanya dengan baik dan menyiapkan makanan pada waktunya.

6. Baik dalam bergaul dengan keluarga suami dan kerabat-kerabatnya, khususnya dengan ibu suami sebagai orang yang paling dekat denganya.

7. Menyertai suami dalam perasaannya dan turut merasakan duka cita dan kesedihannya.

8. Bersyukur (berterima kasih) kepada suami atas kebaikannya dan tidak melupakan keutamaanya.

9. Menyimpan rahasia suami dan menutupi kekurangannya (aibnya) Istri adalah tempat rahasia suami dan orang yang paling dekat dengannya, serta paling tahu kekhususannya (yang paling pribadi dari diri suami). Bila menyebarkan rahasia merupakan sifat yang tercela untuk dilakukan oleh siapapun maka dari sisi istri lebih besar dan lebih jelek lagi.

10. Kecerdasan dan kecerdikan serta berhati-hati dari kesalahan-kesalahan.
- Termasuk kesalahan adalah : Seorang istri menceritakan dan menggambarkan kecantikan sebagian wanita yang dikenalnya kepada suaminya.
- termasuk kesalahan adalah apa yang dilakukan sebagian besar istri ketika suaminya baru kembali dari bekerja. Belum lagi si suami duduk enak, ia sudah mengingatkannya tentang kebutuhan rumah, tagihan, jajan anak-anak dll
- Termasuk kesalahan adalah memakai pakaian yang paling bagus dan berhias dengan hiasan yang paling bagus ketika keluar rumah. Adapun di hadapan suami, tidak ada kecantikan dan tidak ada perhiasan.

Sebagai penutup pembahasan, kami persembahkan 'Untukmu wahai ibu anak-anak'.

Dengarkanlah apa yang disabdakan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.

"Artinya : Istri-istri kalian dari penghuni surga adalah wanita yang penyayang (keibuan), yang banyak anak (subur), yang selalu kembali kepada suaminya. Jika suaminya marah ia mendatangi dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata : 'Aku tidak akan dapat memejamkan mata (tidur) hingga engkau ridla" [Silsilah Al-Ahadits Shahihah oleh Al-Albany No. 287]

Dengan demikian, wanita muslimah yang bertakwa tidak akan mampu tidur dalam keadaan suaminya marah padanya.

Maka kemarilah -semoga Allah menjagamu-, letakkanlah tanganmu pada tangan suamimu dan bersepakatlah untuk mewujudkan "Keluarga Bahagia Tanpa Problema"

Wahai wanita Mukminah !!
Cukup kiranya ringkasan tersebut untuk engkau baca dan pahami, tapi alangkah baiknya jika engkau membacanya secara sempurna supaya engkau bisa lebih memahaminya dengan baik, untuk itu mintalah dengan kata cinta kepada suamimu untuk membeli buku tersebut ....

Akhirnya...
Peganglah tangan suami dengan kelembutan nan penuh kemesraan, dan tataplah matanya dengan sinar kasih sayang .. dan gapailah "Keluarga Bahagia Tanpa Problema".


Duik

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Meminang secara Islami..

Tuntunan untuk memulai keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah. I CARA MEMINANG 1. Meminang Sendiri Disebutkan dalam Hadist berikut: 'Abdurrahman bin 'Auf berkata kepada Ummu Hakim binti Qarizh: "Maukah kamu menyerahkan urusanmu kepadaku?" Jawabnya: "Baiklah." Ujarnya: "Kalau begitu, baiklah kamu saya nikahi." (HR. Bukhari) Meminang sendiri perempuan yang hendak dijadikan istri atau kepada wali atau orang tuanya merupakan salah satu cara meminang yang dibenarkan oleh syari'at Islam. Cara semacam ini halal kita praktekkan, baik kepada perempuan yang masih perawan atau yang sudah menjadi janda. 2. Meminang Oleh Orang Tua/Wali Disebutkan dalam Hadist berikut: 'Aisyah berkata: "Sesungguhnya perkawinan pada zaman jahiliyah ada 4 macam, diantaranya seperti perkawinan yang berjalan pada saat ini, yaitu seorang laki-laki datang kepada laki-laki lain (keluarganya) untuk meminang perempuan yang ada di bawah perwaliannya

Prof Dr Muhammad Quraish Shihab

Menikahlah dengan Mempertimbangkan Agama Penjelasannya menyejukkan. Begitulah Prof Dr M Quraish Shihab. Pakar tafsir termasyhur ini berusaha tak menggurui, bahkan, memvonis mereka yang mengajukan permasalahan. Dengan kekayaan keilmuan yang dimilikinya, ia selalu memberikan tawaran alternatif. Bila ada pendapat yang lebih kuat, ia hanya mengatakan, ''Saya cenderung memilih pendapat ulama A atau B''. Kendati demikian, tak berarti ia kehilangan ketegasan. Menghadapi masalah yang helas halal atau haram, ayah lima anak ini, akan tegas menyatakannya langsung. Ia, bahkan, tak akan bergeming. Lantas, bagaimana pandangannya terhadap masalah khilafiyah seperti menikah beda agama? Pria yang hapal Alquran ini mengimbau agar melihat konteks suatu ayat saat diturunkan. ''Dalam ayat yang membolehkan dan melarang nikah beda agama, kita harus jeli membaca latar belakang ayat tersebut turun. Bila tidak, kita akan terjerumus dalam perdebatan masalah-masalah sepele yang h

Cara mengetahui Jenis Kulit Wajah

Sebelum memilih perawatan wajah yang tepat, anda perlu mengetahui jenis kulit anda terlebih dahulu. Dengan demikian anda tidak akan salah memilih perawatan dan kosmetik yang sesuai dengan jenis kulit anda. Untuk mengetahui jenis kulit wajah anda, basahi wajah dan diamkan selama satu jam tanpa mengoleskan produk kecantikan apapun. Setelah itu, gunakan tisu tekan bagian pipi, dagu dan kening. 1. Bila tidak ada berkas minyak di kulit, berarti anda memiliki kulit wajah normal. 2. Bila terdapat serpihan kulit terbawa tisu, berarti anda memiliki kulit wajah kering. Jika kulit tetap kering padahal anda sudah menggunakan pelembab maka bisa jadi kulit wajah anda terkena iritasi atau infeksi alangkah baiknya jika segera konsultasi ke dokter. 3. Bila permukaan wajah meninggalkan berkas minyak, berarti anda mempunyai jenis kulit wajah berminyak. 4. Bila di bagian T (Kening, Hidung, Dagu), erdapat berkas minyak berarti anda memiliki jenis kulit wajah kombinasi kering-berminyak. Nah setelah anda men