HIDUP dengan kebebasan berpikir dan bertindak cerdik. Sehingga kita menjadi luar biasa dan keluar sebagai pemenang. Anehnya, kita terlalu terpaku pada keterbatasan diri sendiri dan terbelenggu oleh berbagai rintangan yang kita ciptakan sendiri untuk tujuan yang sebenarnya wajar.
Banyak dari kita mengira hambatan terbesar dalam menggapai tujuan berada diluar diri. Sehingga kita sering mendengar “Bagaimana aku bisa menjadi seorang ahli , sedangkan aku tidak mendapat pendidikan tinggi karena orang tuaku sangat miskin. Yah…aku bukan siapa-siapa.” Berpikir dan bertindaklah cerdik untuk itu. Cari akal untuk minta rekomendasi dari orang yang lebih dulu sukses adalah langkah yang jenius.
Ada sebuah kisah dari negeri China. Jujur, kisah ini menginspirasi saya untuk berpikir dan bertindak cerdik. Berpikir bisa menjadi seorang penulis meski saya hanya seorang pembantu saja, kala itu. Sedangkan penulis konon hanya milik orang-orang yang berpendidikan tinggi, bergelar dan orang-orang sukses.
Syahdan, Hu Shiwen yang seorang pelukis, bangkrut dan menutup galeri seninya di Suzhou. Suatu hari ia berjalan-jalan ke pasar, yang khusus berjualan barang-barang antik. Tiba-tiba ia melihat sebuah lukisan terpampang di sana. “Mhm, ini sebuah lukisan masterpiece asli dari dinasti Song. Dan kini lukisan itu pun berpindah tangan seharga 700 tael keping perak. Tetapi Hu Shiwen membelinya bukan untuk dirinya sendiri, melainkan ia akan menjualnya kepada seorang pemuka kerajaan berpengaruh yang sangat menyukai lukisan, yaitu Master Bi.
Setelah mengalami berbagai kesulitan untuk bertemu, akhirnya Hu Shiwen berhasil menawarkan lukisan dinasti Song kepada Master Bi seharga 1.200 tael keping perak ditambah lagi ia mendapatkan peralatan melukis. Tetapi kecerdikan Hu Shiwen tidak berhenti sampai di situ. Ia meminta Master Bi menulis surat rekomendasi serta merekomendasikannya kepada teman-teman Master Bi yang tentu saja menyukai lukisan. “Cha Xiaoshan seorang yang sangat kaya dan tidak pelit. Ia sangat menyukai lukisan dan tidak peduli apakah lukisan-lukisan itu asli ataukah tiruan. Aku akan memperkenalkanmu padanya.” Ujar Master Bi sambil menulis surat rekomendasi.
Sesampai di rumah, Hu Shiwen segera membuat banyak lukisan. Kemudian lukisan-lukisan tersebut ia tawarkan kepada Master Cha atas rekomendasi dari Master Bi. Master Cha yang percaya kepada Master Bi jika Hu Shiwen seorang pelukis hebat pun memborong lukisan-lukisan tersebut seharga 20.000 tael keping perak Kini Hu Shiwen membuka kembali galerinya, dan ia pun menjadi pelukis yang sangat terkenal dan kaya raya, hanya karena ia cerdik.
Kisah ini adalah kisah favorit saya. Betapa Hu Shiwen yang bukan siapa-siapa telah menjadi orang yang sangat terkenal. Dan saya pun ingin demikian. Jika impian saya menjadi penulis yang dikenal tercapai, berarti saya yang bukan siapa-siapa akan menjadi siapa, hehe. Kita bisa mengadopsi langkah cerdik dari kisah di atas sesuai dengan minat, bakat, atau talenta kita di semua bidang.
Saya sudah membuktikannya. Ketika mulai belajar menulis saya tak henti-hentinya berusaha “pedekate” dengan penulis-penulis yang punya nama. Ini dilakukan agar mereka bisa mengukuhkan saya dan merekomendasikan tulisan-tulisan saya kepada khalayak. Harapan saya pun menjadi kenyataan. Kini, bolehlah saya seperti mereka para penulis buku, hehe.
So, hidup dengan kebebasan berpikir dan bertindak cerdik adalah hak kita dan keharusan kita sebagai manusia yang diciptakan jenius dan luar biasa oleh Tuhan. Janganlah terkungkung dengan berbagai kendala, hambatan dan rintangan yang ada. Karena berbagai kendala tersebut sebenarnya adalah ciptaan dari pikiran kita sendiri yang tidak membebaskan kita untuk berpikir seluas-luasnya dengan berbagai kemungkinan. Sehingga ruang gerak kita menjadi sempit, pengap dan gelap. Dobrak, dan berpikirlah bebas dan cerdik!
Komentar