Langsung ke konten utama

kata Aa Gym..

Potensi Hati dan Start Awal Membersihkannya
Hati adalah sumber kebaikan dan kejahatan. Allah telah memberikan potensi baik atau bibit iman ke dalamnya dan juga menghunjamkan keinginan untuk jahat bersama hawa nafsu dan setan yang mengitarinya. Untuk itulah kondisi jiwa manusia selalu perang antara kebaikan (tentara malaikat) dan kejahatan (tentara setan).

Untuk itu kita harus tahu apa saja yang seharusnya kita lakukan untuk membersihkan, mensucikan dan membeningkan hati. Bagaimana hati agar tetap terawat, terjaga, istiqamah dalam kebaikan, taqwa serta selamat ketika menghadap-Nya. Langkah-langkah itu perlu diurai dalam tulisan ini.

Sebagai start awal (langkah awal) yang harus dimiliki untuk beranjak memulai membersihkan hati dan membeningkannya maka seseorang itu harus memiliki ilmu membersih hati. Dalam hal ini Nabi SAW pernah berdo'a: "Ya Allah berilah manfaat bagiku terhadap ilmu yang telah aku pelajari dan ajarilah aku apa-apa yang bermanfaat bagiku dan tambahkanlah ilmu yang memberi manfaat bagiku".

Ilmu yang bermanfaat yang dimaksudkan dalam hadis ini adalah ilmu yang mengandung maslahat, memiliki nilai kebaikan bagi diri, sesama manusia ataupun alam semesta. Manfaat itu juga berdimensi kebaikan dunia dan akhirat atau dengan kata lain manfaat yang terbaik itu adalah jika ilmu itu dapat membuat pemiliknya semakin dekat pada Allah, semakin senang berbuat kebaikan dan taqwa.

Mungkin ilmu itu bisa memberikan derajat atau kedudukan yang tinggi di mata manusia seperti jabatan Presiden, Gubernur, Ulama dan seterusnya namun kemuliaan itu belum dapat dipastikan meningkat dimata Allah SWT.

Oleh karena itu, dalam kacamata ma'rifat, gambaran ilmu yang bermanfaat itu adalah sebagaimana yang dijelaskan oleh ahli hikmah yakni ilmu yang berguna itu cahayanya akan meluas di dalam dada dan mampu membuka penutup hati.

Agar Hati Bersih dan Bercahaya
Untuk memperoleh ilmu yang sinar cahaya mampu menerangi hati dan meluas dalam dada seseorang harus mampu membersihkan dan membeningkan hatinya terlebih dahulu. Hati yang bersih adalah hati yang terbebas dari ketamakan terhadap urusan duniawi dan tidak pernah digunakan untuk menzalimi sesama dan untuk itu bebaskanlah ia dari semua ini.

Sebab jika tidak hati akan tetap kotor dan tak mampu menyerap ilmu yang bermanfaat dan mudah lupa. Imam Syafi'i sendiri yang kita kenal sebagai ahli fiqh tersohor di dunia pernah mengeluh dengan gurunya, imam Waki'. Ia berkata : Wahai guru kenapa hafalanku jelek, setiap kali aku mengkaji ilmu susah sekali memahaminya dan bahkan jika dapat mudah lupa. Maka imam Waki' berkata: Ilmu itu adalah cahaya Allah, dan cahaya Allah itu tidak akan diberikan pada ahli maksiat, atau dengan kata lain cahaya itu hanya mampu menerangi gelas yang bersih dan bening dan ia tidak akan mampu menerangi hati yang penuh kotoran, maksiat dan keruh.

Oleh karena itu hindarilah maksiat dan kemudian istilah hati dengan sifat-sifat yang terpuji dan dengan ilmu-ilmu yang bermanfaat sehingga ia memiliki cahaya sempurna yang mampu menerangi jiwa pemiliknya dan masyarakat pada umumnya.

Salah satu sifat yang mampu membuat hati bercahaya dan tidak kotor adalah senantiasa bergaul (dekat, ingat dan senantiasa merasakan kehadiran Allah) dan dialog dengan Allah SWT. Hati yang seperti ini tidak akan pernah merasakan galau dalam kehidupan dunia ini adan inilah yang difirmankan oleh-Nya; "Ketahuilah dengan mengingat Allah sajalah hati menjadi tenang dan tentram". (QS. 8 al-Anfal: 2) dan La Khaufun alaihim wa lahum yahzanun (mereka tidak merasa takut dan tidak pula galau dan gundah gulana).

Kemudian selanjutnya seseorang harus berupaya agar dicintai-Nya dan salah satu sifat yang dapat menyampaikan kita untuk maqam cinta adalah sifat zuhud. Zuhud bukan berarti mengharamkan yang halal, tetapi zuhud adalah di mana orientasi hidup tidak diarahkan untuk kepentingan yang sejenak dan sementara (duniawiyah) tetapi hanya Allah, hati tidak terikat dan dikuasa harta benda dunia melainkan penuh dengan cahaya-Nya dan kebesaran-Nya sehingga jika ia berharta, hartanya hanya untuk kebaikan dan mencari ridha-Nya, jika ia punya jabatan, jabatannya untuk menegakkan kebenaran, keadilan dan seterusnya.

Ibnu Atha'illah berkata: ada kalanya nur itu singgah di hatimu, namun karena engkau masih cinta dunia maka iapun kembali lagi ke tempat semula. Untuk itu kesongkanlah hati dari mencintai harta benda dunia dan dari selain Allah sehingga ia memenuhi hatimu dengan ma'rifat pada-Nya dan diungkapkan-Nyalah rahasia-rahasia.

Subhanallah, sungguh setiap orang yang hatinya dipenuhi dengan cahaya Allah akan terasalah nikmat dan kelezatan hidup yang luar biasa. Allah berfirman: ....cahaya di atas cahaya, Allah membimbing siapa saja yang dikehendaki-Nya pada cahaya-Nya (QS. 24 an-Nur: 35).

Merawat dan Memelihara Hati Yang Bersih
Untuk merawat hati yang sudah bercahaya dan memperindahnya maka seseorang perlu terus-menerus mempertahankan dan mengamalkan kebaikan. Hati akan terus bersih, bening dan bercahaya jika kejahatan terus dihindari, jauh dari debu-debu ini, dengki, riya, takabbur dan cobaan dijalani dengan ikhlas. Perumpamaan hal ini adalah seorang ibu hamil yang selalu ikhlas menahan sakit, lemah tanpa pamrih demi mengandung anak yang ia cintai. Maka jika kita mencintai permata (hati kita) maka kita harus merawatnya terus-menerus.

Al-Ghazali mendefenisikan hati manusia menjadi tiga bentuk, yaitu: hati yang sehat, hati yang sakit dan hati yang mati. Hati yang sehat akan berfungsi optimal, mampu memilih dan memilah mana yang baik dan yang buruk. Hati mereka kenal betul dengan Allah, sifat, af'al, kasih sayang, janji, qudrah, sunnah dan kemulian-Nya.

Kondisi hati ini akan selalu bersyukur atas nikmat, sabar dan ridha akan taqdir dan cobaan yang diberikan-Nya. Hati yang mampu berma'rifat (mengenal Allah) ini adalah salah satu yang menjadikan manusia lebih ungul dari makhluk lainnya.

Dalam bab ini juga dibahas tentang Qalbun Salim (hati yang selamat) yakni hati yang istiqamah dan mampu menetapi kebaikan berbalik hanya pada kebaikan saja seperti yang disinggung Nabi SAW dalam do'anya yang bersabda; "Hai yang membolak balikkan hati tetapkanlah hatiku dalam agama-Mu dan taat pada-Mu'. Mengenai hal ini Allah juga berfirman: Pada hari ketika harta dan anak-anak tidak bermanfaat, kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang selamat (qalbun salim) (QS. 26, as-Syura: 88-89).

Hati yang bening inilah yang mampu menjaga prilakunya, menahan pandangannya, menjaga lisan, perut dan mampu memilih pergaulan yang baik. Hati menjadi suci dan bening karena tidak ada tingkah laku yang mengotorinya, ingatnya selalu pada Allah, istiqamahnya terus-menerus tanpa henti, da'wahnya ikhlas tanpa pamrih dan seterusnya.

Mengenai pentingnya menjaga mata Nabi SAW bersabda: "Pandangan itu salah satu panah dari panah iblis yang berbisa. Siapa saja yang meninggalkannya karena takut pada Allah, maka Allah akan memberinya keimanan yang terasa sangat manis di dalam hati. (HR. al-hakim).

Mengenai menjaga lisan Nabi SAW bersabda: "Setiap ucapan bani adam itu membahayakan dirinya (tidak memberi manfaat), kecuali kata-kata yang berupa amar ma'ruf nahi munkar (mengajak kebaikan dan mencegah kejahatan) dan zikrullah. (HR. Tirmidzi). Demikianlah seterusnya.

Penutup
Hati adalah pusat kebaikan dan kejahatan. Hati adalah ibarat Raja yang punya hak veto dalam memerintah seluruh anggota jasmani untuk berbuat baik atau jahat. Oleh karena itu bersihkanlah ia, beningkanlah dari segala kotoran, isilah dengan sifat-sifat yang baik agar ia tetap terang benderang. bersinar dan bercahaya serta mudahnya berbalik terus dalam kebaikan dan taqwa.

Adapun langkah-langkah yang harus kita lakukan adalah: Pertama, Mencari ilmu hati yakni ilmu yang bermanfaat untuk membersihkan hati, bermanfaat bagi diri, keluarga dan masyarakatnya. Kedua, Membersihkan hati dari sifat-sifat tercela (takhalli). Ketiga, mengisi hati dengan sifat-sifat terpuji yang dimulai dari sifat zuhud (tidak berambisi dan mengejar kesenangan hawa nafsu di dunia saja) dan mujahadah atau bersungguh-sungguh menuju Allah dalam istilah al-Ghazali dan Keempat, Istiqamah dan berdo'a agar hati tetap bersih, bening, bercahaya dan hanya berbalik dalam dan untuk kebaikan saja.

Mengatakan dan menjelaskan hal ini tidak semudah mengamalkan dan oleh karena itu marilah sama-sama kita berusaha dan bekerja keras untuk membersihkan, mengisi dan membeningkan hati dengan cara-cara yang disebutkan di atas karena hatilah satu-satunya penentu kita menjadi dan dipandang baik atau buruk. Semoga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prof Dr Muhammad Quraish Shihab

Menikahlah dengan Mempertimbangkan Agama Penjelasannya menyejukkan. Begitulah Prof Dr M Quraish Shihab. Pakar tafsir termasyhur ini berusaha tak menggurui, bahkan, memvonis mereka yang mengajukan permasalahan. Dengan kekayaan keilmuan yang dimilikinya, ia selalu memberikan tawaran alternatif. Bila ada pendapat yang lebih kuat, ia hanya mengatakan, ''Saya cenderung memilih pendapat ulama A atau B''. Kendati demikian, tak berarti ia kehilangan ketegasan. Menghadapi masalah yang helas halal atau haram, ayah lima anak ini, akan tegas menyatakannya langsung. Ia, bahkan, tak akan bergeming. Lantas, bagaimana pandangannya terhadap masalah khilafiyah seperti menikah beda agama? Pria yang hapal Alquran ini mengimbau agar melihat konteks suatu ayat saat diturunkan. ''Dalam ayat yang membolehkan dan melarang nikah beda agama, kita harus jeli membaca latar belakang ayat tersebut turun. Bila tidak, kita akan terjerumus dalam perdebatan masalah-masalah sepele yang h

Berlian yang perlu diketahui..

berlian terdalam gunung berapi yang juga mengandung atom dan karbon. Yang memang pada kenyataannya berlian merupakan kristal transparan yang mengikat empat bagian karbon atom. Batu berlian terbawa kepermukaan bumi melalui letusan volkanik. Menurut penelitian, naiknya berlian kepermukaan bumi dikarenakan batu yang mencair. Berlian dikembangkan dari bermil-mil bagian dalam permukaan bumi, pada kerendahan 150 km (90 mil), pada tekanan kira-kira 5 giga pascal dengan temperatur sekitarnya 1200 derajat celcius (2200 derajat Fahrenheit). Berlian bisa menjadi bentuk alami lain sesuai tingginya tekanan, secara relatif pada saat temperatur rendah. Namun sangat disayangkan berlian tidak bisa terbentuk dari bawah laut. Sejak zaman purbakala bahkan pada saat penamaan berlian itu sendiri, berlian terkenal sebagai material yang paling keras ke tiga setelah ‘Aggregated diamond nanorods’ dan ‘Ultrahard Fullerite’. Menurut sejarahnya, nama berlian itu sendiri diambil dari bahasa Yunani kuno yang arti

Meminang secara Islami..

Tuntunan untuk memulai keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah. I CARA MEMINANG 1. Meminang Sendiri Disebutkan dalam Hadist berikut: 'Abdurrahman bin 'Auf berkata kepada Ummu Hakim binti Qarizh: "Maukah kamu menyerahkan urusanmu kepadaku?" Jawabnya: "Baiklah." Ujarnya: "Kalau begitu, baiklah kamu saya nikahi." (HR. Bukhari) Meminang sendiri perempuan yang hendak dijadikan istri atau kepada wali atau orang tuanya merupakan salah satu cara meminang yang dibenarkan oleh syari'at Islam. Cara semacam ini halal kita praktekkan, baik kepada perempuan yang masih perawan atau yang sudah menjadi janda. 2. Meminang Oleh Orang Tua/Wali Disebutkan dalam Hadist berikut: 'Aisyah berkata: "Sesungguhnya perkawinan pada zaman jahiliyah ada 4 macam, diantaranya seperti perkawinan yang berjalan pada saat ini, yaitu seorang laki-laki datang kepada laki-laki lain (keluarganya) untuk meminang perempuan yang ada di bawah perwaliannya